Kecemasan Kontraktor Dari Perspektif User

KEKHAWATIRAN PENGGUNA JASA TERHADAP KONTRAKTOR

1. Kualitas Pekerjaan Tidak Sesuai Spesifikasi

  • Masalah utama: Pekerjaan terlihat selesai, tapi hasilnya tidak memenuhi standar mutu atau spesifikasi teknis.
  • Dampak: Umur bangunan pendek, estetika buruk, atau harus dilakukan perbaikan ulang (rework).
  • Kekhawatiran: Pengguna jasa menanggung kerugian jangka panjang karena mutu buruk.

Contoh: Beton tidak sesuai kuat tekan, finishing asal-asalan, atau sistem ME tidak berfungsi optimal.

2. Keterlambatan Penyelesaian Pekerjaan

  • Masalah: Kontraktor tidak mampu menyelesaikan proyek tepat waktu.
  • Dampak: Jadwal operasional, serah terima, atau penggunaan bangunan tertunda.
  • Kekhawatiran: Pengguna jasa menanggung biaya tambahan seperti sewa tempat sementara, opportunity loss, atau kehilangan reputasi publik.

Contoh: Gedung sekolah tidak selesai menjelang tahun ajaran baru.

3. Pembengkakan Biaya (Cost Overrun)

  • Masalah: Kontraktor sering mengajukan addendum biaya atau variation order tanpa alasan kuat.
  • Dampak: Anggaran proyek melebihi RAB awal.
  • Kekhawatiran: Dana proyek tidak cukup, bahkan bisa mengganggu rencana keuangan lembaga atau investor.

Contoh: Volume pekerjaan bertambah tapi tanpa kejelasan dasar kontraktual.

4. Dokumen Administrasi Tidak Lengkap atau Tidak Tertib

  • Masalah: Kontraktor lambat dalam menyerahkan dokumen seperti shop drawing, laporan harian, atau dokumen uji mutu.
  • Dampak: Progres sulit diverifikasi dan menghambat pembayaran termin.
  • Kekhawatiran: Sulit melakukan audit atau pemeriksaan BPK, apalagi untuk proyek pemerintah.

Contoh: Tidak ada laporan harian, as built drawing tidak dibuat.

5. Kurangnya Profesionalisme dan Disiplin Lapangan

  • Masalah: Kontraktor tidak menempatkan tenaga ahli sesuai kualifikasi, atau tenaga kerja tidak tertib K3.
  • Dampak: Kinerja proyek terganggu, kecelakaan kerja meningkat.
  • Kekhawatiran: Reputasi pengguna jasa rusak bila terjadi insiden di proyeknya.

Contoh: Safety harness tidak digunakan, alat berat tanpa SOP.

6. Pemilihan Subkontraktor / Pemasok yang Tidak Kompeten

  • Masalah: Kontraktor menunjuk subkontraktor murah tapi tidak berkualitas.
  • Dampak: Hasil pekerjaan tidak konsisten, mutu menurun.
  • Kekhawatiran: Pengguna jasa sulit menuntut tanggung jawab karena hubungan hukum hanya dengan kontraktor utama.

Contoh: Subkontraktor struktur tidak mampu mencapai target volume.

7. Koordinasi Lapangan Buruk

  • Masalah: Kontraktor tidak mampu berkoordinasi dengan konsultan perencana atau pengawas.
  • Dampak: Komunikasi terputus, instruksi diabaikan, konflik timbul.
  • Kekhawatiran: Terjadi miskomunikasi fatal dan keterlambatan progres.

Contoh: Shop drawing tidak dikonsultasikan, pekerjaan harus dibongkar ulang.

8. Ketidakjujuran atau Manipulasi

  • Masalah: Kontraktor berusaha menghemat biaya dengan cara tidak etis, misalnya menurunkan kualitas material atau memanipulasi volume.
  • Dampak: Proyek jadi tidak sesuai spesifikasi, berpotensi sengketa hukum.
  • Kekhawatiran: Pengguna jasa kehilangan kepercayaan dan sulit melakukan pembuktian.

Contoh: Besi Ø16 diganti Ø13, tapi tetap dilaporkan sesuai gambar.

9. Tidak Siap Menangani Risiko atau Keadaan Darurat

  • Masalah: Kontraktor tidak punya rencana mitigasi terhadap kondisi cuaca, material delay, atau kecelakaan kerja.
  • Dampak: Proyek berhenti mendadak.
  • Kekhawatiran: Target waktu gagal dan biaya melonjak karena kurang antisipasi.

Contoh: Musim hujan tidak disiapkan proteksi beton atau drainase sementara.

10. Kewajiban Pasca-Proyek (Masa Pemeliharaan) Diabaikan

  • Masalah: Setelah proyek selesai, kontraktor sulit dihubungi jika terjadi kerusakan.
  • Dampak: Biaya perbaikan ditanggung pengguna jasa.
  • Kekhawatiran: Kontraktor tidak memenuhi garansi pemeliharaan (maintenance period).

Contoh: Dinding retak atau plafon bocor, tapi kontraktor tidak menindaklanjuti.

Ringkasan

AspekKekhawatiran UtamaDampak bagi Pengguna Jasa
MutuKualitas tidak sesuaiKerusakan dini & biaya perbaikan
WaktuPekerjaan terlambatOperasional terganggu
BiayaPembengkakan anggaranRencana keuangan gagal
AdministratifDokumen tidak lengkapAudit & pembayaran terganggu
ProfesionalismeSDM tidak kompeten / lalai K3Citra & reputasi rusak
EtikaManipulasi material / volumePotensi kerugian & sengketa

Join The Discussion

Compare listings

Compare